Seringkali sebagian orang menganggap bersin adalah hal sepele. Padahal, bersin merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya zat asing ke dalam tubuh. Bersin adalah keluarnya udara dengan keras dan kuat. Ketika bersin, udara semi otonom keluar dengan keras lewat hidung dan mulut.
Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam). Saat itu, sebenarnya tubuh sedang merespon melalui membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut. Selain itu, Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan (rhinosinusitis), benda asing, debu, haba’ (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut muncul karena paparan terhadap bahan alergen. Selain karena alergi, gejala pada hidung tersebut disebabkan bahan-bahan nonalergi yang ditimbulkan faktor lingkungan. Di antaranya, perubahan udara, temperatur, suhu, kelembaban, tekanan udara, atau bahan-bahan kimia dari obat-obat atau kosmetik tertentu. Mungkin juga akibat polusi udara karena asap kendaraan dan lingkungan industri. Bersin sebetulnya berguna menjaga agar hidung tetap bersih. Udara yang mengembus kuat dengan tekanan tinggi dari paru-paru mendorong keluar melalui hidung dan mulut. Refleks bersin itu bisa terjadi berulang-ulang, sehingga diharapkan pembersihan bisa maksimal. Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa anhu, Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya”. Shahih Bukhari, 6223. Tanpa kita sadari, saat bersin mata kita secara refleks akan terpejam. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat bersin, maka secara otomatis mata kita akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung. Selain itu, pada saat kita bersin, secara refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti berdenyut atau berhenti berdetak untuk sementara (baca : sekejap). Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali berdenyut alias berdetak kembali. Oleh karena itu, dalam agama Islam kita disarankan untuk mengucapkan “Alhamdulillah” yang artinya “Segala Puji bagi Allah”, karena jantung kita sudah berfungsi lagi normal seperti biasanya, setelah istirahat sejenak disebabkan oleh bersin tadi. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam: jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka datanglah, jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah nasihat, jika ia bersin lalu ia mengucapkan alhamdullilah maka doakanlah, jika ia sakit maka jenguklah, jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (HR Muslim) Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum” (HR. Bukhari, 6224) Ketika ada seorang muslim bersin di dekat kita, lalu dia mengucapkan “Alhamdullillah,” maka kita wajib mendoakannya dengan membaca “Yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Hukum tasymit ini adalah wajib bagi setiap orang yang mendengar seorang muslim yang bersin kemudian mengucapkan “Alhamdullillah”. Kita tidak perlu bertasymit ketika: 1. Ada seseorang yang bersin, dan dia tidak mengucapkan hamdalah. 2. Ada seseorang yang bersin lebih dari tiga kali. Jika seseorang bersin lebih dari tiga kali, maka orang tersebut dikategorikan terserang influenza. Kita pun tidak disyariatkan untuk mendoakannya, kecuali doa kesembuhan. 3. Ada seseorang membenci tasymit. 4. Seseorang yang bersin bertepatan dengan khutbah jumat. Cukup bagi yang bersin saja untuk mengucapkan hamdalah tanpa ada yang ber-tasymit, karena ketika khutbah jum’at seorang muslim wajib untuk diam. Begitu pula ketika shalat wajib (shalat fardhu) sedang didirikan, tidak ada keharusan bagi kita untuk ber-tasymit. 5. Kita berada ditempat yang terlarang untuk mengucapkan kalamullah, seperti di dalam toilet. Oleh karena manfaat yang begitu besar, sebaiknya kita jangan menahan bersin. Selain menyebabkan kuman dan benda asing tertahan dalam tubuh, menahan bersin juga menyebabkan beberapa hal lainnya. Misalnya pecahnya gendang telinga, kehilangan pendengaran, Pembengkakan wajah sementara dan keretakan tulang rawan hidung. Sebab, saluran hidung dan mulut yang menjadi sarana keluaran bersin berhubungan juga dengan telinga. Sesungguhnya Allah Mencintai Orang yang Bersin.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari) Bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah. Akan tetapi, ketika Bersin Hendaknya Kita merendahkan suara, tidak memalingkan leher, menutup mulut dan wajah, sebab bersin dapat menyebarkan penyakit lewat butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali bersin. Wallaahu ‘alam bish shawaab.
0 komentar:
Posting Komentar