Ada banyak wanita muslimah di dunia ini, salah satunya Aisha Al-Adawiya. Ia merupakan mujahidah berusia 67 tahun yang mewakiili muslimah AS di PBB lho.Gak ada tuh penyasalan baginya sebagai kaum minoritas dalam kehidupannya. Malahan dengan keberadaannya sebagai minoritas membuat semangatnya untuk menegakkan prinsip melecut. Makanya nih, didirikanah lembaga sosial masyarakat, Women in Islam Inc. Organisasi yang dipimpinnya ini untuk membela HAM, hukum, dan masalah sosial perempuan.
Kiprahnya sudah terkenal banget tuh di negeri paman sam itu. Aktif mengikuti pertemuan di forum internasional tuh sudah biasa baginya, terutama yang diadakan di negara Islam. Ada banyak organisasi internasional yang diikutinya, diantaranya, Interfaith Center (New York); Muslim Women Lawyers for Human Rights; New York Jobs With Justice; Greater New York Labor-Religion Coalition; Muslim Consultative New York; dan The Malcolm X & Dr Betty Shabazz Memorial Educational and Cultural Center (The Shabazz Center). Kita bisa nih menemukan jejaknya di The Malcolm X Museum; Collections and Stories of American Muslims (CSAM); Council on American Islamic Relations, New York (CAIR-NY); dan Turning Point for Women and Families.
Karena sudah lama dalam aktivis muslim, ia sering diminta sebagai
konsultan dalam berbagai proyek documenter Muslim Amerika. Gak cuma jadi
konsultan lho, dia juga senang meneliti. Hampir bias dipastikan nih,
penelitiannya berkaitan dengan Muslim, terutama di AS. Ada berbagao macam topic
penelitiannya, mulai dari HAM, perlindungan hokum, hingga seni budaya lho. Berkat
hasil penelitiannya, beberapa pihak yang sebelumnya memandang sebelah mata
terhadap komunitas Muslim Amerika, perlahan-lahan nih mulai memperhatikan.
Melalui berbagai penelitiannya, ia tuh seakan mengirim pesan, bahwa gak perlu
tuh mendapat pengakuan dengan cara kekerasan. Dengan prestasi dan gagasan
cemerlang adalah cara yang elegan nih biar menumbuhkan kepercayaan dan simpati
bagi kelompok minoritas.
Disamping aktif dalam forum minoritas, ia juga popular lho
dalam dunia presenter dan producer acara yang bernama “Tahrir”, yang disiarkan
di WBAI Pacifica Radio, New York dalam Tahrir, ia juga mendiskusikan tema-tema
yang berat seperti HAM dan Hukum, toleransi antar umat beragama, dan juga
perdamaian dalam masyarakat multibudaya. Baginya muslimah gak Cuma sebagai
istri, tapi juga seharusnya mempunyai banyak pemikiran maju dan mengembangkan
kemampuannya.
Foto:
thenational.ae
patheos.com
wnyc.org
0 komentar:
Posting Komentar