Senin, 18 April 2011

Uztaz Sabun part 1

Sang pejuang islam dengan SABUN ?????

Sepertinya sih kedengarannya aneh ya, kok seorang uztaz dipanggilnya Uztaz Sabun? Tahu enggak sih kenapa uztaz yang bernama lengkap M. Zaaf Fadhlan Rabbani al-Garamatan dipanggil Uztaz Sabun? Ternyata ini karena ia mengenalkan Islam kepada penduduk setempat alias orang-orang Papua melalui media sabun. Jadinya? Banyak orang Papua yang memeluk Islam. Gimana sih ceritanya kok dia bisa dipanggil Uztaz Sabun? Terus bagaimana kisah perjalanannya? Nah, begini nih ceritanya...

Sekarang kita membahas dahulu suka duka Uztaz Sabun dalam menyebarkan agama Islam di Papua. Ternyata menjadi dai dan berdakwah di pedalaman tidak mudah, lho! Harus dengan niat yang tulus. Bahkan harus berjalan kaki berbulan-bulan, menembus hutan dan sungai. Semua kendala itu baginya justru menjadi motivasi untuk terus maju.

Lalu yang dibahas selanjutnya adalah dananya. Kadang di saat genting dibutuhkan, Allah memberi pertolongan melalui para donatur dan dermawan. Di saat paling akhir, justru mendapat bantuan. Terus, berapa banyak dana yang dibutuhkan tiap bulan? Kalau harus ditotal, sedikitnya dana yang dibutuhkan mencapai 300 juta rupiah per bulan. Ternyata atas karunia Allah, itu bisa diatasi. Dana ini untuk operasional dakwah, membantu anak yatim, menyekolahkan anak-anak Nuu Waar ke berbagai daerah, dan harus memberikan beasiswa sampai perguruan tinggi.


Selanjutnya, masalah apa sih yang biasanya muncul? Masalah itu antara lain ancaman akan di penjara sampai mau ditembak atau dipanah. Lalu cara dakwahnya? Caranya yaitu tidak langsung berbicara soal Islam. Justru yang dilakukan seperti berdakwah dengan media sabun. Maksudnya sabun? Ya dengan mengajarkan tata cara mandi pada si ketua suku. Setelah membasuh tubuh dengan air, kami menggosokkan sabun ke badan dan rambutnya. Sang ketua suku takjub waktu mencium bau harum sabun. Mereka belum pernah mencium bau wangi sebelumnya. Saking senangnya dengan bau wangi sabun mandi, berhari-hari ketua suku gak mau membasuhnya. Karena, ia nyaman dengan aroma wangi sabun mandi. Sampai suatu saat sabun itu tersapu oleh guyuran hujan. Dan akhirnya, kesegaran jasmani dirasakan oleh si ketua suku. Begitu merasa segar dan tubuh nyaman karena tersiram oleh air, dia pun tertidur pulas. Keesokan harinya si ketua suku menyuruh seluruh warganya untuk mandi dan membersihkan diri.

Gimana sih perkembangan dakwahnya hingga mereka mengenal Islam? Tahu gak sih ternyata jumlah warganya banyak lho! Otomatis kita yang berjumlah puluhan gak mampu melayani dalam waktu yang singkat. Jadi, kita meminta kepala suku untuk dibuatkan panggung di tengah kampung. Setelah panggung dibuat, kami pun melakukan shalat Zuhur. Saat shalat berlangsung, mereka memperhatikan kami dengan seksama.



Hmm... Mau tahu respons mereka? Bacalah Uztaz Sabun part 2 nanti, oke? Habis ceritanya panjang sih...


Sumber : koran Republika

0 komentar:

Posting Komentar


Suported By :