Bulan Kembali ke Fitrah: Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam "kembali makan pagi" dan diharamkan berpuasa pada hari itu. Tibanya bulan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berhasil menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadhan, la merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari peperangan menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.- Bulan Takbir: Tanggal 1
Syawal adalah Hari Raya Idul Fitri, seluruh umat Islam di berbagai
belahan dunia mengumandangkan takbir. Maka, bulan Syawal pun merupakan
bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak,
paling tidak selama satu malam, yakni begitu malam memasuki tanggal 1
Syawal alias malam takbiran hingga menjelang shalat Idul Fitri.
Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dalam
melaksanakan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang
diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka
umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. "Dan
agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah la memberi petunjuk
kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah
diberikan" (QS. al-Baqarah: 185).
- Bulan Silaturahmi:
Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat
banyak melakukan amaliah silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman,
saling ber- maafan dengan teman atau tetangga, halal bi halal. Betapa
Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah karena
umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
- Bulan Nikah: Syawal
adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak
khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan
pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Budaya
jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal,
Allah swt menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati
termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itulah kaum jahiliah
tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal. Khurafat itu
didobrak oleh Islam. Rasulullah saw menunjukkan sendiri bahwa bulan
Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan: "Rasulullah saw
menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan
saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih
beruntung daripada saya?". Selain dengan Siti Aisyah, Rasulullah saw.
juga menikahi Ummu Salamah pada bulan Syawal. Menurut Imam An-Nawawi,
hadis tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. Aisyah
bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan
anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.
- Bulan peningkatan:
Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan
peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah. Kata Syawal, secara harfiyah,
artinya "peningkatan", yakni peningkatan ibadah sebagai hasil latihan
selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal
kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke
"watak" semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.
- Bulan pembuktian takwa:
Inilah makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadhan berlalu, pada
bulan Syawal merupakan bulan pembuktian berhasil atau tidaknya ibadah
Ramadhan, terutama ibadah puasa, yang bertujuan meraih derajat takwa.
Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang muslim akan menjadi lebih
baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih
bermanfaat bagi sesa¬ma, lebih khusyu’ ibadahnya, dan seterusnya. Paling
tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan.
Wallahu a’lam.
Nah jangan lupa sama puasa 6 Hari Syawalnya nih akh wa ukh
Puasa enam hari bulan Syawal selepas mengerjakan puasa wajib bulan Ramadhan adalah amalan sunnat yang dianjurkan bukan wajib. Seorang muslim dianjurkan mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal. Banyak sekali keutamaan dan pahala yang besar bagi puasa ini. Diantaranya, barangsiapa yang mengerjakannya niscaya dituliskan baginya puasa satu tahun penuh (jika ia berpuasa pada bulan Ramadhan). Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih dari Abu Ayyub Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh."
(H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Rasulullah telah menjabarkan lewat sabda beliau: "Barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas 'Iedul Fitri berarti ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Dan setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat."
Dalam sebuah riwayat berbunyi: "Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun."
(H.R An-Nasa'i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).
Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dengan lafazh: "Puasa bulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan. Sedang puasa enam hari bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Itulah puasa setahun penuh."
Sumber : Keutamaan Puasa Syawal - Muslimdaily.net ,Keistimewaan Syawal - Pustaka
1 komentar:
Hey sobat-sobat Rohis SMAN 1 Jakarta
salam kenal
Posting Komentar