Senin, 10 Juni 2013

Ghawzul Fikri

“… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kemu sehingga mereka dapat memurtadkan kamu dari agama (kepada kekafiran) jika mereka mampu…” (QS. Al Baqarah: 217). “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka…” (QS. Al Baqarah: 120).

Muqadimmah:
 
Berakhirnya perang salib tidak berarti dendam kesumat barat cs (orang-orang kafir) terhadap umat islam selesai begitu juga. Dalam sejarah selama berabad-abad pasukan salib tidak pernah menang alias kalah telak dan bahkan takluk di bawah hegomoni khilafah islam, kebencian dan rasa permusuhan terus berlangsung (QS. 2: 120 dan QS. 2:217). Maka dengan sekuat tenaga, pikiran dan dana kaum kuffar melakukan berbagai cara untuk menghancurkan doktrin-doktrin islam, melemahkan ghiroh semangat di dalam dada kaum muslimin, akhirnya mereka melakukan penyerangan secara sistematis, terencana, dan terorganisasi yang disebut ghozul fikri (perang pemikiran). Hal ini terbukti dengan statemen perdana menteri Inggris Gleed Stone ”percuma memerangi umat islam, kita tidak akan mampu selama di dada pemuda islam masih ada Al Qur’an dan As Sunnah, tugas kita adalah mencabut Al Qur’an dan As Sunnah di hati mereka, baru kita menang dan menguasai mereka’. Menteri luar negeri Italia mengatakan “perang dingin diantara Barat dan Timur telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan baru yaitu pertarungan antara Barat dan Islam. Bagi barat tidak ada lagi yang bisa mengalahkan peradaban mereka kecuali kebangkitan Isla (Showwah Islamiyah) dan gerakan kaum muslimin yang terdiri atas kaum fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai peluru…”
 
Apa Ghozwul Fikri itu?
 
Ghozul Fikri berasal dari kata Ghozwu dan Fikri yang secara harfiah berarti perang pemikiran, sedangkan yang dimaksud adalah sebuah upaya yang dilakukan secara terencana, sistematis dan continue oleh musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran dan akhlak umat Islam terutama generasi muda agar jauh dari sumber ajaran Islam, sehingga akhirnya membenci Islam dan ujung-ujungnya menginginkan kehancuran umat Islam dan memadamkan cahaya Allah (At-Taubah:32).
Maksud dan tujuan program Ghozwul Fikri
  1. Tasywih yaitu sebuah gerakan yang berupaya menghilangkan rasa fanatisme kebangsaan kaum muslimin terhadap agama Islam (QS-3;18;85).
  2. Tasikik yaitu sebuah gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan aqidah terhadap kaum muslimin (QS.2;2-5).
  3. Tagheib yaitu gerakan yang berupaya untuk melakukan proses pembaratan pada dunia Islam.
  4. Tadwib yaitu sebuah gerakan yang berupaya untuk proses pelarutan budaya dan pemikiran serta gaya hidup.
Sarana Ghozwul Fikri:
  1. Menguasai dunia informasi/IPTEK
  2. Menguasai dunia pendidikan
  3. Menguasai dunia hiburan
  4. Menguasai dunia olah raga
  5. Menguasai dunia politik dan ekonomi, dst.
Strategi Ghozwul Fikri dalam menghancurkan Umat Islam:
  1. Menciptakan kondisi umat Islam rasa ketergantungan terhadap dunia barat, seperti penerimaan bantuan dana dari asing, sehingga para elit politik dan pejabat Negara didikte dan ditekan sehingga mengekor dan berakibat pada barat terutama Negara AS cs.
  2. Menciptakan rasa permusuhan dan saling curiga diantara umat Islam.
  3. Menciptakan peradaban dan pembasmian kekuatan Islam, khususnya gerakan-gerakan Islam yang merupakan oposisi terhadap hegonomi barat AS cs.
Propaganda Ghozwul Fikri yang menyesatkan di era globalisasi:
  1. Ashobiyah Baladiyah-Fanatisme Nasionalisme, yang termasuk ke dalam kategori ini adalah fanatisme kebangsaan, kedaerahan, kesukuan, mahzab, organisasi, partai tertentu, bahkan dalam kecil mereka mengajak kepada fanatisme tokoh/figure tertentu yang diyakininya memperjuangakan kebenaran, sehingga yang ada adalah tsiqoh, thoat, pasrah dan menjadi muqolit (orang-orang yang taklit), maka akibatnya fanatisme, kecintaan, dan ketaatan mutlak terhadap aqidah dan syariat Islam ditinggalkan (QS.Al Ahzab: 36).
  2. Sekularisme, kelompok ini sangat tegas menolak kehadiran agama (syariat Islam) untuk mengatur segala aspek kehidupan termasuk mengatur Negara, jika syariat Islam diterapkan maka yang terjadi adalah disintegrasi bangsa dan penzoliman serta merusak HAM, dst. Padahal sesungguhnya syariat Islam merupakan ajaran dari wahyu Allah SWT yang mampu mengatasi problematika kehidupan manusia, karena agama Islam itu adalah solusi itu sendiri.
  3. Liberalism, ide ini sebenarnya berasal dari ideoligi sekularisme, faham ini merupakan faham yang menghendaki agar manusia dibiarkan hidup bebas tidak terikat oleh aturan manusia manapun termasuk aturan Allah SWT.
  4. Sosialisme-komunisme, suatu faham yang meyakini bahwa materi merupakan asal usul semua kehidupan dan semuanya akan kembali menjadi materi, ide faham ini dipelopori oleh tokoh yahudi Jerman bernama Karl Mark. Ide ini sebenarnya berakar dari liberalism. Mereka memahami bahwa masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, pemikiran dan kebiasaan yang beragam dimana masing-masing berhak untuk hidup dan dilindungi oleh Negara. Tidak boleh siapapun memberanguskan-meniadakan sesuatu pemikiran/ide dan kebebasan suatu individu atau masyarakat. Ujung-ujungnya paham ini mengatakan bahwa semua agama sama, baik, dan benar dan masih banyak lagi propaganda ghozwul fikri, yaitu kapitalisme, HAM, Gender, humanism, demokrasi, emansipasi wanita, orientelisme, dst.
Persiapan untuk menghadapinya:
 
QS. Al Anfal 60: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuasa yang dapat mengetarkan musuh Allah, musuhmu…”. Diantara persiapan itu adalah:
  1. Persiapan quatul aqidah-salimul aqidah (kekuatan-bersih aqidah). Umat Islam sendiri mungkin memahami tauhidullah baik tauhid robbiyah, tauhid uluhiyahm, tauhid asthma wa sifat dan tauhid mulkiyah dengan menjaga dan mengamalkan agama Islam secara kaffah utuh dan menjadikan Islam sebagai aturan manhaj, Islam sebagai pedoman hidup dan aturan yang dilakukan dalam kehidupan secara universal (QS:2:208).
  2. Persiapan Quatul Ukuwah Islamiyah (kekuatan Persaudaraan Islamiyah). Menyatukan dan mensinergikan semua potensi umat Islam menuju kebangkitan umat Islam dan khilafah Islamiyah menuju izzul Islam wal muslimin adalah sebuah kehasuran kalau kita ingin menang dan memimpin dunia (QS. Ali Imron:110 dan Ash Shof:4). Dengan melihat potensi umat Islam yang luar biasa yang memiliki dalam berbagai kekuatan gerakan dakwah dan gerakan politik diperlement, belum lagi kekuatan SDM dan SDA. Maka penyatuan langkah visi-misi dan program agenda bersama (amal jam’ah) harus disiapkan untuk menyongsong kemenangan karena masa depan milik Islam.
  3. Persiapan Quatul Ilmu (Kekuatan Ilmu). Umat Islam harus cerdas intelektual, cerdas emosional, cerdas spiritual, cerdas financial, dan cerdas social dan meningkatkan SDMnya melalui proses tarbiyah pendidikan baik formal maupun non-formal, sehingga ke depan umat Islam harus memiliki wawasan ilmu yang luas dan keterampilan hidup. Dengan demikian nanti akan menguasai dunia terutama penguasaan ilmu dan teknologi informasi (QS. Al Alaq:1-5, QS. Al Mujadalah:11) dan hadits Rasullullah SAW “Barang siapa yang ingin dunia maka hendaklah dengan ilmu, siapa yang ingin akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa ingin dunia akhirat, maka hendaklah dengan ilmu”.
Dengan demikian bahwa sesungguhnya umat Islam wajib meningkatkan wawasan ilmu dan semangat mencari ilmu karena menuntut ilmu itu wajib bagi seorang muslim tanpa terkecuali, sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW “Wajib setiap orang Islam menuntut ilmu…”(HR. Ibnu Majah/220). Dengan penguasaan ilmu tersebut, maka umat Islam diharapkan menguasai semua aspek kehidupan terutama dunia Ilmu pengetahuan dan teknologi serta dunia informasi, Wallahu a’lam bishowab.
 
sumber : http://jangkizt85.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar


Suported By :